Kamis, 22 Maret 2012

Bergerak Bersama, Upaya Metamorphosis Gerakan

Dimuat di KAMMI.or.id Selasa 20 Maret 2012
http://kammi.or.id/?p=292


Adakah Kau lupa
Kita pernah berjaya
Adakah Kau lupa
Kita pernah berkuasa
(Alarm Me)

Penggalan lirik lagu diatas membawa kita untuk membuka kembali sejarah gilang gemilang Islam di masa lalu. Lebih tepatnya dapat dikatakan teguran untuk kita sehingga bukan hanya diminta untuk melihat kembali tapi mempelajari kemenangan demi kemenangan yang pernah terjadi, kekalahan-kekalahan yang pernah dirasa. Karena ada hikmah yang sangat bermanfaat dari kisah lampau para pendahulu umat ini.

Perubahan zaman seakan memangsa kesuksesan pejuang Islam hingga terlunta-lunta pada episode zaman hari ini. Sangat wajar apabila umat Muslim mendapat teguran keras akibat kealphaannya mencari hikmah masa lalu. Tak peduli kealphaan tersebut dampak dari rekayasa musuh-musuh Islam atau bukan, namun yang terjadi bisa kita lihat hari ini.
 
Sekilas Menuju 14 Tahun KAMMI dan Gelora Kebangkitan Islam

KAMMI sebagai organisasi mahasiswa Islam tak bisa dilepaskan dari rangkaian sejarah perubahan negeri ini kala reformasi bergulir. Pun juga tak bisa dielakkan dari bagian eksistensi perjuangan pemuda Muslim dalam upaya membangkitakan kembali keagungan peradaban Islam yang semakin memudar di era milenium ini.

Embrio gerakan yang tertanam sejak tahun 80-an akhirnya matang pada 29 Maret 1998 dengan nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Sebuah organisasi yang tak disangka publik paling siap jaringannya dan paling kokoh memiliki bangunan massa. Siapa kira pemuda-pemuda yang beraktifitas di masjid ini memberi andil yang besar dalam menggulingkan rezim otoriter Soeharto.

Tak ada satu pun pengamat yang mampu memotret sebelumnya kemunculan dan pergerakan KAMMI. Adapun di detik-detik setelah kemunculannya, terdapat kecurigaan yang diendus awak media. Curiga dengan basis massa yang luas sehingga menyimpulkan KAMMI didomplengi oknum kepentingan politik saat itu. Hal yang tidak perlu ditanggapi terlalu berlebihan, karena memang publik belum mengetahui dibalik sejarah kelahiran KAMMI seperti di paparkan di muka.

Heroisme aksi-aksi KAMMI diawal kemunculannya tak berhenti sampai saat Soeharto turun jabatan, tapi terus bergulir mengemban misi abadi menegakkan peradaban Islam. Era reformasi yang diinterpretasikan banyak pihak sebagai zaman kebebasan menimbulakan asa, tantangan, dan ancaman bagi segenap rakyat Indonesia, tentunya KAMMI. Dahulu aktifis KAMMI perlu bersembunyi untuk melakukan pertemuan-pertemuan religius ataupun politik gerakan, kini semua telah berubah.

Perubahan konfigurasi poitik dan petumbuhan demokrasi tanah air mencapai klimaksnya saat terjadi amandemen Konstitusi 1945 hingga empat kali. Celah kebebasan yang ada membuat persemaian dakwah Islam kian lancar. Yusuf Qardhawi bahkan sempat berkata bahwa kebangkitan Islam akan bermula dari Indonesia seperti yang tertuang dalam Buku Geliat Kebangkitan Dakwah di Era Baru. Semua itu terlihat dari perkembangan drastis gerakan-gerakan dakwah Islam di Indonesia baik tradisional maupun transnasional, baik dalam bentuk ormas maupun partai.

Tak pelak KAMMI pun tertimpa dampak kebebasan tersebut. Perkembangan keorganisasian kian mantap dengan label ormas mahasiswa, pembenahan berbagai instrumen gerakan dan pertumbuhan kuantitas serta kualitas kader menunjukkan perkembangan gerakan dari masa ke masa hingga akhirnya KAMMI akan menginjak umur ke-14 pada 29 Maret 2012 nanti. Tak banyak yang akan diceritakan berkaitan sejarah perjalanan KAMMI dalam tulisan ini. Karena sudah banyak artefak-artefak sejarah yang menjelaskan secara gamblang haru biru dan duka lara kehidupan organisasi ini.

Prolog di atas dirasa cukup untuk menghantarkan seluruh kader KAMMI khusunya kader KAMMI se-Bogor untuk kembali membuka album kenangan KAMMI, salah satunya buku Gerakan Perlawanan Dari Masjid Kampus karya Andi Rahmat dan M Najib serta buku KAMMI dan Pergulatan Reforasi karya Mahfudz Sidiq. Kini akan bersama-sama kita merasuk ke dalam memori indah KAMMI Bogor ketika menjadi barisan terdepan penghujam panah keadilan di  Bogor.

Senandung “Tegar Beriman” KAMMI Bogor
Tegar Beriman sebagaimana kita ketahui bersama merupakan motto juang Kota dan Kabupaten Bogor. Di tanah sunda peninggalan Kerajaan Pajajaran ini aktifis-aktifis masjid segera merespon kelahiran KAMMI. Sesaat setelah Deklarasi Malang KAMMI Daerah Bogor yang saat itu disebut JARDA (Jaringan Daerah) Bogor terbentuk dan segera ambil bagian dalam pagelaran-pagelaran aksi bulan Mei 1998.

JARDA Bogor berada dalam koordinasi JARWIL (Jaringan Wilayah) IV Jawa Barat. Tapi dalam aksi-aksi penggulingan rezim, JARDA Bogor khusus dimobilisasi untuk memperkuat “pasukan” di Jakarta. Tidak hanya bergerak di Ibukota, JARDA Bogor pun pernah melakukan demonstrasi besar di lapangan IPB Baranang Siang.

Penegakan motto Tegar Beriman di Bogor semakin terorganisir setelah JARDA dihapuskan menjadi KAMMI Daerah pasca kesepakatan Muktamar 1 KAMMI di Bekasi 1-5 Oktober 1998. Pengokohan infrastruktur dalam perjalanannya mempunyai signifikansi utuh dalam upaya membumikan visi KAMMI di Bumi Pajajaran.

Periode pertama pimpinan saudara Ery Nugroho, KAMMI Daerah Bogor memiliki basis kampus di Akademi Kimia Aanalisis, Institut Pertanian Bogor, Univeritas Ibnu Khaldun, Universitas Djuanda, Universitas Pakuan, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi, dan Sekolah Tinggi Agama Islam Laa Roibaa, bahkan di IPB bentuknya adalah Komisariat-Komisariat Fakultas. Ada pula basis kerjasama ekstraorganisasi bersama HMI DIPO, PII, HAMAS, DPM UIKA, PPM ULIL ALBAB, PP Al Azhar, Lembaga El Rahma, BKIM IPB, PP Darut Taqwa Cibinong, PP Putri Tarbiyatunnisa, Liga Muslim Indonesia.

Hubungan aktif bersama elemen lain membuahkan hasil positif ketika dilakukannya aksi gabungan untuk mengadvokasi keresahan masyarakat RW 02 dan 03 Tanah Sareal akibat adanya rencana pembangunan komplek kegiatan oleh Lembaga Alkitab di Jalan Ahmad Yani. (Harian Republika 16 September 2000).

Tak kalah prestatif, bahkan KAMDA Bogor periode kedua dibawah pimpinan saudara Yuli Widi Astono merumuskan Renstra 2006 pada awal kepengurusan. Renstra 2006 adalah upaya KAMDA Bogor menciptakan masa depan gerakan untuk beraktualisasi lebih baik dan luas di masyarakat. Implikasi dari Renstra 2006 termanifestasikan dalam gerakan KAMDA saat itu, salah satunya mampu mengukir nama KAMMI sebagai nama jalan sepanjang 2 km (Jl HS KAMMI) yang mana merupakan hasil aksi advokasi KAMDA Bogor bersama warga kampung Malangbong ke DPRD Kabupaten Bogor  untuk menuntut keadilan pemerataan jalan.

Luar biasa memang, KAMMI yang masih berusia balita telah banyak mengukir prestasi dan mampu menjadi opinion leader . Bayi yang baru lahir, tangisannya memang menjadi perhatian orang disekitarnya. Tak cukup goresan pena singkat ini untuk menggambarkan keseluruhan benang sutra peradaban yang di rajut KAMMI Bogor. Agaknya beberapa poin di atas kembali menstimulus kita dengan pertanyaan-pertanyaan, introspeksi ataupun proyeksi.

Melanjutkan Bukan Memulai dari “nol”

Mubazirnya sebuah konsep gerakan dikarenakan adanya tradisi buruk sebuah generasi untuk selalu ingin memulai dan menafikkan mata rantai sejarah. Inilah salah satu faktor munculnya konflik antar generasi disamping berbagai penafsiran buruk atas para pendahulunya. Tak usah kaget apabila problematika gerakan terus berulang bahkan menyita waktu sehingga melalaikan sebuah visi besar peradaban.

Bagaimana mungkin kita lupa dengan fakta sejarah KAMMI Bogor karena kita pun memang tidak tahu menahu akan kondisi itu. Tapi kita lupa untuk menggalinya, kita lupa bahwa perjalanan suatu bangsa bak roda berputar. Kita lupa bahwa kita adalah pewaris generasi sebelumnya yang sedang membawa tongkat estafet mengitari arena perlombaan. Perlombaan kebaikan untuk kemenangan perjuangan Islam.

Pekerjaan sangat berat apabila kita mulai dari “nol”, sebaliknya pekerjaan akan terasa lebih mudah apabila telah ada yang memulainya. Dibalik tantangan bahwa mempertahankan lebih sulit dibanding merebut, keteraturan gerakan akan menemukan formulasi sesuai yang diinginkan zaman dengan mengikuti nasihat SBY, lanjutkan.

Solid dan Sinergis, Langkah Awal Upaya Metamorphosis Gerakan
Di zaman era informasi ini KAMMI pun perlu merumuskan stratak gerakan sesuai kondisi zaman. Wacana perubahan gerakan mobilisasi massa ke gerakan intelektual mengemuka di jagad pergerakan saat ini. Relevan atau tidak sebuah aksi massa terus diperbincangkan hingga diperdebatkan. Tak sadar waktu habis hanya untuk berdebat tanpa karya nyata di lapangan perjuangan.

Metamorphosis gerakan memang mutlak di wujudkan seiring bertambahnya usia KAMMI. Itupun jika KAMMI tidak ingin seperti gerakan mahasiswa lain yang terlihat punah. Mungkin karena umurnya yang sudah tua, padahal semakin dewasa umur gerakan harusnya menjadikan gerakan tersebut kian matang. Realitanya banyak gerakan mahasiswa tua renta yang amnesia. Amnesia gerakan ini mencerabut ruh-ruh kelahirannya, untuk apa dilahirkan, dan mau kemana mereka berjalan.

Konsepsi seperti apapun yang kemudian akan dihasilkan dalam wacana dialektika kader, tetap saja tak bisa dilakukan oleh seorang nahkoda kapal. Sehingga KAMMI Bogor pun memulai semua itu dengan Solid dan Sinergis . Inilah kunci pembuka untuk melanjutkan gerakan tempo dulu ala KAMMI Bogor. Biasa disebut dalam Trias “S” yang sering disampaikan saudara Maulana, Ketua Umum PD KAMMI Bogor kali ini. Sebuah langkah mungkin sepele bagi sebagian khalayak, tapi seringkali terlalaikan.   

Untuk tujuan mulia itulah perlu dimulai reformasi dalam tubuh gerakan sebelum berlanjut pada tahap metamorphosis gerakan. Setidaknya ada dua dimensi inheren yang perlu direformasi segenap struktural KAMMI se-Bogor (Daerah maupun Komisariat) ataupun se-Indonesia, yaitu dimensi internal dan eksternal. Pertama, dimensi internal mencakup  soliditas kader dan sinegi ruang waktu. Soliditas kader akan dicapai manakala ada saling kepercayaan di antara manusia dalam satu organisasi, dan kepercayaan akan hadir disaat keterbukaan masing-masing inividu sudah tertanam yang merupakan bentuk kebutuhan jatidirinya sebagai makhluk sosial. Adapun maksud daripada sinergi ruang waktu adalah upaya mengobati amnesia gerakan, melanjutkan bukan memulai dari “nol”.

Kedua, dimensi eksternal, hubungan dengan elemen masyarakat, gerakan lain, pers dan penguasa. Implementasi misi KAMMI sebagai perekat komponen bangsa perlu terus ditajamkan karena eksklusifisme gerakan ideologis masih kentara hingga hari ini. Tak ada gerakan yang memulai bukan karena mereka enggan bekerjasama, tapi tak ada Leader di Bogor. KAMMI Bogor harus menjadi Leader yang dinanti dengan masuk ke seluruh jaringan masyarakat dan gerakan lain. Gerakan alit tak berarti membutuhkan dana yang besar macam mendirikan desa binaan saja, tapi lebih dari itu adalah hubungan intensif-bermanfaat.

Hubungan ini pun berlaku pada Pers yang merupakan teman “lama” KAMMI Bogor, kehadirannya melaporkan informasi ke publik akan ikut mendongkrak bargaining power gerakan ini. Saatnya merangkul kembali teman “lama” kita dan mengobati kekecewaannya dengan feed-back hadiah berita aksi-aksi kebaikan KAMMI. Pertemanan bukan karena kepentingan pribadi namun untuk rakyat. Pers bukan sebatas teman tapi sahabat.

Terakhir, pemerintah (bersama tangan-tangan keamanan: Polisi, Satpol PP, Korem, dll) bukanlah musuh abadi KAMMI. Musuh abadi KAMMI adalah kebatilan, sehingga seyogyanya KAMMI Bogor merapat menjadi ekstra-mitra-kritis pemerintah. Selama ini nampaknya gerakan ballancing power kerap kali dilakukan namun realitanya suara KAMMI Bogor tak bergaung. Sejatinya seorang mitra kerja perlu kontinuitas mengawasi pekerjaan satu sama lain.


Menyongsong milad KAMMI dan metamorphosis gerakan, mari bergerak bersama. Selamat milad KAMMI ke-14 bagi segenap kader KAMMI se-Bogor dan se-Indonesia.


Eko Wardaya
Wakil Ketua PD KAMMI Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar