Jumat, 02 Maret 2012

Nestapa Dunia

Dimuat di Dakwatuna.com Kamis 1 Maret 2012 
http://www.dakwatuna.com/2012/03/18357/nestapa-dunia/

Pernah kala matahari menyala terang aku berdiri
Menggandeng tangan seorang wanita berkerudung nan cantik
Keringat mengucur tanda teriknya hari
Ku dapatkan usapan lembut tisu di dahiku darinya

Berdua berjalan di sebuah pusat kebudayaan-sebagaimana dahulu dikenal
Bagai berjalan di gurun Sahara
Memasuki jalan-jalan becek mencari tujuan
Tapi ku terheran-heran

Selalu ingin bertanya namun ku ragu
Karena melihat Ibu letih tertatih
Tak bicara hanya melangkah
Kadang berhenti di sebuah tempat lalu berjalan lagi

Tak kunjung bertemu apa yang kucari
Padahal Ibu telah bertemu apa yang dinanti
Dimana? Tak terlihat itu
Yang ada hanya mobil, motor, berantakan menyesaki

Katanya pusat kebudayaan yang kubaca dari buku
Katanya akan kutemukan beragam ilmu yang ku lihat dalam majalah
Musnah, hilang, tak berbekas
Kini bukan itu yang kulihat

Aku hanya melihat sebuah tempat
Ketika orang disana asik bertukar uang dan berjualan
Ketika mobil dan motor berhenti
Di sepanjang jalan

Pasar bukan seperti ini kataku
Mungkin kutemukan nanti kala rakyat tak hanya mengejar materi
Kala Pak Menteri pun belanja disini
Kapankah itu?

Mesti diwujudkan kelak
Entah oleh tanganku atau tangan siapapun itu
Ibu hanya tersenyum melihatku
Seakan ia mendukungku dan merasakan perasaanku

Tak berhenti terik matahari
Berbalikku dari gurun ini ke rumah
Naik becak bersama lebih terasa
Dibanding mobil mewah


Eko Wardaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar