Kamis, 26 Januari 2012

Jangan Dilupakan Tapi Diikhlaskan

Dimuat di Dakwatuna.com 25 Januari 2012

Terus terbayang mengoyak pikiran
Sendu kala berjuang dulu
Tangis dalam perjalanan lalu
Kecewa saat semangat dan langkah menyatu

Pikiran melayang jauhi impian
Seakan bumi enggan mengasihi
Takut melihat wajah dunia kini
Malu menatap jubah perang tertanggalkan

Rindu akan hadirnya Illahi
Dalam nafas jiwa raga diri
Ingin rasanya mencari
Jarum  harapan dalam jerami kalbu

Sekali mencoba cermin tak terjaga
Memantulkan kembali kematian hati saat dahulu
Terus merambat hingga denyut nadi
Cepat, cepat tak tertahan

Menolehkan muka ke tanah
Berharap sinar mentari datang
Atau cahaya rembulan tak padam
Atau nyala lentera peradaban

Beribu kali terulang
Bangkit tak bisa
Bangun tak mampu
Hanya karena suramnya masa lalu

Ingin dilupakan namun tak mampu
Karena terlalu manis
Serta terlalu pahit
Untuk dihilangkan dari ingatan

Maka sekali-sekali tak akan dicoba lagi
Energinya mubazir
Menjadi semakin terpatri di dalam otak ini
Bukannya menghilang

Mendalami setiap titik tragis perputaran roda
Menggali cermin untuk masa depan berkilau
Itulah sewajarnya
Tak usah melakukan apa-apa

Diam, diam dan maju kedepan
Membawa asa gapai impian
Menoleh kebelakang sebagai rambu perjalanan
Untuk mnghindari lubang hitam kekalahan

Maka jangan dilupakan
Tapi diikhlaskan


Eko Wardaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar