Kamis, 22 Desember 2011

Belum Terlambatkan Bu?

Aku tak tahu, aku tak mengerti
Harus apa dan bagaimana
Aku terpejam, aku terjerambab
Oleh emosi jiwa dalam gelapnya hati

Menghilangkan kesadaran sekian lama
Menghilangkan kenikmatan mempunyai keluarga
Tak ingatkan kisah klasik penuh ceria
Suasana keluarga berbagi rasa

Melihat kawan berbunga-bunga
Menyambut datangnya ibunda tercinta
Memberi kecupan manis dan sayang
Pelukan manja ingin di semayamkan

Apa gerangan yang ia rasa
Ku jadi mendambanya
Sangat ingin mencoba dan merasakannya
Kapan tapi ku tak tahu

Ku tak tahu bukan karena tak bisa
Mungkin karena tak biasa
Atau karena matinya rasa
Tumpulnya cinta di keluarga

Ku teteskan air mata seketika
Luluh hatiku melihat memori keindahan dahulu
Membuka kembali potret perjuangan dia
Ibunda tercinta

Masa kecilku nampak bahagia
Selalu di manja dan di bangga-banggakan
Olehnya yang kini ku elakkan
Ibunda tersayang

Ku digendongnya, ku dibelainya
Saat terjatuh, dia membangunkanku
Saat ku menangis, dia memelukku
Ada disaat aku butuhkan, selalu setiap waktu

Namun ku bak Malin Kundang
Tak menurut pada ibunda
Tak jarang memaki di mukanya
Bahkan membuatnaya berlinang air mata

Tak hanya sekali dua kali ku tak menurutinya
Membuat kesal karena kenakalan diriku
Membuat cemas karena tak menemukan hadirku di rumah
Membuat marah karena raporku merah

Kian waktu kian sendu
Cerita masa lalu tak lagi berulang
Indah mawar itu tinggal kenangan
Bukan karena ibuku

Karena keangkuhanku
Karena tak mengertinya diriku
Akan kekhawatiran dirinya
Akan pengharapan atas diriku

Sadarku oleh waktu
Ku tertampar bayangan indah sebuah harmoni
Keluarga bahagia, senada dan seirama
Dalam rumah, surga kasih sayang

Beranjakku pergi berlari
Melawan tangis melewati duri
Menendang kerikil hati
Membersihkan jiwa yang kusam

Yang ibuku butuhkan bukan bunga ditangan
Bukan kado yang mahal
Tetapi senyuman berperasaan
Ciuman kerinduan

Ibu, anakmu ingin kembali
Seperti kala ku tak mengerti arti suara
Agar  kau kembali selalu disampingku
Menemaniku bermain, mengajariku berjalan

Ibu, maafkan aku
Dengan segala khilaf dan kealphaanku
Akan manis sebuah lingkaran cinta kita
Ternodai bakti yang tak pernah ada

Belum terlambatkan bu?
Aku tak ingin menyesal
Ketika tak mampu lagi ku melihatmu
Maka kini ku beranikan diri

Ibu, kasih ini bukan hari ini saja
Cinta ini selamanya, sampai ku menutup mata
Kasihku untukmu tak akan sirna oleh waktu
Belum terlambatkan bu?

Selamat Hari Ibu....


 Eko Wardaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar